
AtensiRakyat.com : Medan – Sejumlah Mahasiswa dari Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), dan Aliansi Mahasiswa Medan Bersuara, minta Wali Kota Medan, Rico Waas, agar Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Medan, Wiriya Alrahman segera dicopot dari jabatannya.
Hal itu dilakukan, sebagai respon para Mahasiswa atas perilaku hedonisme yang dilakukan oleh Wiriya Alrahman dan keluarganya.
Permintaan itu disampaikan saat melakukan unjuk rasa di depan Kantor Wali Kota Medan, Jumat (14/03/2025) sore.
“Perilaku flexing Sekda ini patut diduga berpotensi akan berujung pada penyalahgunaan kekuasaan demi memenuhi gaya hidup Keluarga yang hedonis. Bukan hanya soal gaya hidup yang Hedonis saja, dalam LHKPN beliau sebagai Sekda sampai detik ini terpantau dari situs LHKPN, Sekda belum juga melaporkan LHKPN untuk tahun 2024,” ucap Mahasiswa membacakan tuntutannya di depan puluhan personil Kepolisian yang melakukan pengamanan aksi.
Hal menarik lainnya, kata Mahasiswa, harta kekayaan Sekda mencapai Rp.14,5 miliar dengan kebanyakan sumbernya merupakan hasil sendiri. Hal tersebut menurut Mahasiswa, kontras dengan besaran gaji sebagai Pejabat Sekda di pemerintahan yang hanya sekitar tujuh jutaan rupiah.
“Mendesak Wali Kota Medan untuk segera mencopot Bpk. Wiriya Alrahman sebagai Sekda Kota Medan,” tulis Mahasiswa dalam kertas tuntutan.
Bukan hanya Sekda saja, dalam aksinya itu Mahasiswa juga mendesak Wali Kota Medan yang baru saja menjabat itu untuk mencopot Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan, Beny Sinomba Siregar, yang diduga melakukan kongkalikong dalam tender ramadhan fair.
Mahasiswa menyatakan, tender tersebut sarat akan kepentingan kongkalikong dan nepotisme agar meraup keuntungan.
Seorang di antara Mahasiswa, Fahrurrozi, saat berorasi mengatakan, Wali Kota Medan, Riko Waas harus mampu membasmi habis pejabat-pejabat Kota Medan yang culas, dan tidak pandang bulu, siapapun itu harus dicopot dan ditangkap apabila melakukan tindakan korup dan menyeleweng.
“Padahal ramadhan fair seharusnya diperuntukkan untuk masyarakat guna menambah kemeriahan bulan ramadhan, ditambah lagi lapak stand yang seharusnya gratis dari pemerintah untuk tempat UMKM berjualan. Fakta dilapangan nya ternyata dilakukan pungli yang tentunya sangat merugikan masyarakat yang mendirikan stand untuk berjualan dimana keuntungan dari berjualannya pun tidak seberapa,” kata Fahrurrozi.
Lebih lanjut, Fahrurrozi mengungkapkan, Beny Sinomba Siregar juga diduga melakukan praktik culas terhadap pengadaan bantuan pendidikan kurang mampu dengan anggaran yang cukup fantastis sebesar 16 miliar, namun spesifikasi bantuan yang diberikan sangat tidak sesuai.
Sementara, Rico Waas, yang mendatangi massa aksi menyatakan, dirinya akan mengevaluasi bawahannya yang dinilai merugikan negara maupun masyarakat.
“Saya akan mengevaluasi bukan hanya dari sistem kerja tetapi juga pejabat-pejabat publik yang ada dibawah saya. Saya akan membersihkan semuanya dari akar sampai ke daunnya,” ucap Wali Kota Medan, ponaan Surya Paloh itu. (Yz)