
AtensiRakyat.com : Sumut – Petinju legendaris, Syamsul Anwar Harahap, berbagi sepenggal kisah mengenai perjalanan hidupnya menjadi seorang petinju profesional. Tumbuh besar dalam kondisi tangan kanan mengalami lumpuh akibat polio, Syamsul membuktikan dirinya mampu menjadi petinju hebat yang ditakuti lawan-lawannya, hingga diberi julukan ‘Buldozer’.
Cerita ini disampaikan Syamsul Anwar saat dihadirkan sebagai narasumber di konferensi pers Panitia Besar Peka Olahraga Nasional (PB PON) di Media Center Utama PON XXI wilayah Sumut, Senin (16/09/2024).
Syamsul menuturkan, sejak kecil dirinya mengalami cacat di lengan kanan, karena menderita polio. Kondisi fisiknya ini membuat orangtuanya prihatin.
Melihat potensi yang ada pada dirinya, sang paman, Paruhum Siregar, akhirnya melatih Syamsul Anwar untuk menjadi petinju profesional. Hingga akhirnya Syamsul Anwar merajai kelas welter ringan nasional hingga Asia. Syamsul juga beberapa kali mewakili Indonesia di ajang bergengsi dari SEA Games hingga Olimpiade.
Baca Juga : Pemko Medan Tegaskan MFF Sebagai Upaya Nyata Jadikan UMKM Naik Kelas
Terkait atlet PON XXI tahun 2024 yang saat ini masih bertanding, Syamsul Anwar menyampaikan pesan. Menjadi petinju menurutnya cukup berat karena harus memiliki mental yang kuat.
“Menjadi petinju memang cukup berat karena kita harus mudah memukul dan susah dipukul. Jika kita punya keduanya otomatis lawan akan takut,” ujarnya.
Membina prestasi atlet pun menurutnya harus dilakukan secara berkelanjutan, dengan mengadakan kejuaraan-kejuaraan, agar muncul bibit-bibit baru berupa atlet-atlet muda untuk dilatih secara professional. (Red)